kebijakan yang tercecer

KEBIJAKAN YANG TERCECER
Old_manbestsmall
selalu menarik,
mendengar orang tua-orang tua kita dulu menyampaikan pesan lewat idiom2 indah yang tidak selamanya bisa kita pahami.

"jangan makan di depan pintu rumah" katanya, "nanti susah dapet jodoh"
ada yang bilang itu tahayul, ada yang bilang apa

tapi sebenarnya, logis saja, laki2 macam apa yang mau menikah dengan perempuan yang makan di depan pintu rumah??
"jangan jahit baju malam2"
wajar saja, dulu itu ga ada listrik, bahaya juga kalau main jarum malem2.
itu yang standar…….
ada lagi kesalahan akut pemahaman kita yang mengkristal jadi khurafat dan tahayul dari generasi ke generasi
"sunan bonang kemana-mana selalu membawa tongkat"
kata ayah saya, itu perlambang bahwa sunan bonang kemana-mana selalu membawa pegangan hidup.

"gatot kaca memiliki pusaka berlambang bintang di dadanya, yang biasa disebut jamus kalimasada"
itu metafora segar perlambang ksatria menghayati dua kalimat syahadat.

anak2 sekarang ada yang begitu lugunya mengamini semua kesalahan pemahaman itu, ada pula yang begitu heroik meluluhlantakkan semua perlambang2 bijak nasihat orang tua2 dulu.
saya menyebut semua ini dengan kebijakan yang tercecer
kita ternyata masih belum mampu memahami apa yang mereka sampaikan bahkan dari waktu kita belum lahir dulu

nb:
sewaktu saya jalan2 ke sebuah daerah di bengkulu (batu layang), ada aturan aneh penduduk desa di sana, "kalau hari sudah sore dilarang membeli minyak tanah, kalau kita membelipun tidak akan ada yang melayani, kecuali jika kita tahu kata sandi untuk membeli minyak tanah sore hari. Apa itu…….
beli air tanah!!"

ada yang tahu apa makna ini semua???

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayah